Wednesday 11 September 2013

perkembangan bahasa

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Perkembangan Bahasa
Bahasa adalah suatu ujaran yang bermakna, bahasa juga dapat dikatakan sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat, berupa lambang bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa merupakan media komunikasi yang digunakan untuk mengungkapkan pesan dengan menggunakan simbol-simbol bahasa yang disepakati bersama, sehingga bahasa bersifat komunikatif karena fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi atau alat perhubungan antara anggota-anggota masyarakat, bahkan manusia yang tidak berbicara sekalipun pada hakikatnya masih memakai bahasa karena bahasa ialah alat yang dipakai untuk memenuhi pikiran dan perasaannya, keinginan dan perbuatan-perbuatan, sekaligus alat yang dipakainya untuk mempengaruhi dan dipengaruhi.

Bahasa adalah produk sosial sekaligus produk budaya karenanya bahasa berfungsi sebagai wadah aspirasi sosial, kegiatan dan prilaku masyarakat, wadah penyingkapan budaya, termasuk teknologi yang berkembang dan dikembangkan oleh masyarakat pemakai bahasa itu.
Semua bahasa manusia mempunyai sejumlah karakteristik yang umum. Karakteristik tersebut meliputi generativitas yang tidak terbatas dan aturan-aturan organisasional. Generativitas yang tidak terbatas (infinite generativity) adalah kemampuan untuk menghasilkan kalimat bermakna yang tidak terbatas ujumlahnya dengan menggunakan serangkaian kata-kata dan aturan yang terbatas.
Ahli bahasa terkenal Noam Chomsky (1957),  menyatakan bahwa manusia mempunyai susunan saraf dan otak untuk belajar bahasa pada waktu tertentu dan dalam cara tertentu. Beberapa ahli bahasa melihat adanya kemiripan yang luar biasa dalam cara anak-anak menyerap bahasa di seluruh dunia, meskipun ada variasi yang sangat luas dalam input bahasa yang mereka terima, sebagai bukti kuat bahasa mempunyai dasar biologi.
B.    Perkembangan Bahasa dan Perilaku Kognitif
1.    Perkembangan Bahasa
Kemampuan berbahasalah yang membedakan manusia dengan hewan.  Dengan bahasanyalah manusia:
a)    Mengkondifikasikan, mencatat, dan menyimpan berbagai hasil pengalaman pengamatan (observasinya) berupa kesan dan tanggapan (persepsi), informasi, fakta, dan data,konsep atau pengertian (concept and ideas), dalil atau kaidah atau hokum (principles) sampai kepada bentuk ilmu pengetahuan (body of knowledge) dan sistem-sistem nilai (value system).
b)    Mentrasformasikan dan mengolah berbagai bentuk infprmasi tersebut di atas melalui proses berpikir dan dengan mempergunakan kaidah-kaidah logika (diferensiasi, asosiasi, proporsi, atau komparasi, kausalitas, prediksi, koklusi, generalisasi, interprestasi dan inferensi) dalam rangka pemecahan masalah (problem solving) dan mencari, mengkreasikan dan menemukan hal-hal baru.
c)    Mengkoordinasikan dan mengekspresikan cita-cita, sikap, penilaian, dan penghayatan (etis, estetis, ekonomis, sosial, politis,religious, dan kultural).
d)    Mengkomunikasikan (menyimpan dan menerima) berbagai informasi, buah pikiran, opini, sikap, penilaian,aspirasi, kehendak, dan rencana kepada orang lain.
a.    Indikator perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa dapat diidentifikasikan beberapa indikator antara lain jumlah perbendaharaan kata (vocabulary), jenis, struktur dan bentuk kalimat, isi yang dikandungnya, gambar atau lukisan, bentuk gerakan-gerakan tertentu yang bersifat ekspresif. Dengan menggunakan berbagai indikator tersebut maka dapat dideskripsikan perkembangan bahasa pada manusia itu sebagai berikut:
1)    Pada masa bulan pertama masa bayi, individu berinteraksi dan berkomunikasi  dengan lingkungannya secara spontan dan instinktif secara positif.
2)    Pada masa enam bulan kedua dari masa bayi, bahasa sensorimotorik tersebut berangsur berkurang, sedangkan bahasa merabanya semakin terarah dan berbentuk dengan dapat meniru kata-kata tertentu yang diucapkan orang disekitarnya.
3)    Pada masa kanak-kanak, individu sudah mengenal dan menguasai sejumlah perbendaharaan kata-kata (vocabulary)
4)    Pada masa anak sekolah, pada periode 6-8 tahun anak mulai senang membaca dan mendengar dongen fantasi, usia 10-12 tahun gemar cerita yang bersifat kritis.
5)    Pada masa remaja awal, anak senang menggunakan bahasa sandi, atau bahasa rahasia yang berlaku pada gang-nya sehingga banyak menimbulkan kepenasaran (curioutsity) pihak luar untuk berusaha memahaminya.
b.    Proses Perkembangan Bahasa
Menurut Lefrancois (1975)  Para ahli sependapat bahwa pembentukan bahasa pada anak-anak sangat dipengaruhi oleh factor-faktor latihan dan motivasi (kemauan) untuk belajar dan memulai proses conditioning dan reinforcement.
Meskipun isi dan jenis bahasa yang dipealajari manusia itu berbeda-beda, namun terdapat pola urutan perkembangan yang bersifat universal dalam proses perkembangan bahasa itu, ialah dengan mulai meraba, lalu bicara monolog, (pada dirinya atau mainannya), haus nama-nama, kemudian gemar bertanya yang tidak selalu harus dijawab, membuat kalimat sederhana (satu, dua atau tiga kata), bahasa ekspresif (dengan belajar menulis, membaca dan menggambar permulaan).
2.    Perkembangan Perilaku dan Fungsi-Fungsi Kognitif
Terdapat hubungan yang amat erat antara perkembangan bahasa dan perilaku kognitif. Taraf-taraf penguasaan keterampilan berbahasa dipengaruhi, bahkan bergantung pada tingkat-tingkat kematangan dalam kemampuan intelektual. Sebaliknya, bahasa merupakan sarana dan alat untuk yang strategis bagi lajunya perkembangan perilaku kognitif.
Menurut Loree (1970:77)  perkembangan fungsi-fungsi dan perilaku kognitif itu dapat dideskripsikan dengan dua cara yaitu:
a.    Secara kuantitatif
Deskripsi perkembangan fungsi-fungsi kognitif secara kuantitatif dapat dikembangkan berdasarkan hasil laporan berbagai studi pengukuran dengan menggunakan tes intelegensi sebagai alat ukurnya, yang dilakukan secara longitudinal terhadap sekelompok subjek dari dan sampai ke tingkat usia tertentu (3-5 tahun sampai usia 30-35 tahun, misalnya) dan secara test-retest yang alat ukurnya disusun secarasekuensial (Standford Revision Binest Test).
b.    Secara Kualitatif
Piaget  membagi proses perkembangan fungsi-fungsi dan perilaku kognitif itu kedalam empat tahapan utama yang secara kualitatif setiap tahgapan berbeda-beda. Tahapan perkembangan kognitif itu adalah sebagai berikut:
1)    Sensorimotor period (0,0 – 2,0) periode ini ditandai oleh penggunaan sensorimotorik ( dalam pengamatan dan penginderaan) yang intensif terhadap dunia sekitarnya. Perilaku kognitif tampak antara lain:
a)    Menyadari dirinya berbeda dengan benda lain sekitarnya
b)    Sensitive terhadap rangsangan suara dan cahaya
c)    Mencoba bertahan pada pengalaman-pengalaman yang menarik
d)    Mendefinisikan objek/bendadengan manipulasinya
e)    Mulai memahami ketetapan makna suatu objek meskipun lokasi dan posisinya berubah.
2)    Preoperational period (2,0 – 7,0). Periode ini terbagi ke dalam 2 tahapan yaitu preconceptual (2,0 – 4,0) dan intuitive (4,0 -7,0). Periode preconceptual ditandai dengan cara berpikir yang bersifat transduktif (menarik konklusi tentang sesuatu yang khusus). Periode intuitif ditandai oleh dominasi pengamatan yang bersifat egocentric (belum memahami cara orang lain memandang objek yang sama). Perilaku kognitif yang tampak antara lain:
a)    Self-centered dalam memandang dunianya
b)    Dapat mengklasifikasikan objek-objek atas dasar satu ciri tertentu yang memiliki ciri yang sama, mungkin pula memiliki perbedaan dalam hal lainnya.
c)    Dapat melakukan koleksi benda-benda berdasarkan suatu ciri atau kriteria tertentu.
d)    Dapat menyusun benda-benda, tetapi belum dapat menarik inferensi dari dua benda yang tidak bersentuhan meskipun terdapat dalam susunan yang sama.
3)    Concrete operational (7,0 – 12,0)
Tiga kemampuan dan kecakapan yang baru yang menandai periode ini adalah mengklasifikasikan angka-angka atau bilangan. Dalam periode ini anak mulai pula mengkonversi pengetahuan tertentu.
4)    Formal operational period ( 11,0/12,0 – 14,0 -15,0)
Periode ini ditandai dengan kemampuan untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal yang tidak terikat lagi oleh objek-objek yang bersifat konkret. Perilaku kognitif yang tampak pada periode ini antara lain:
a)    Kemapuan berpikir hipotesis-dedukatif
b)    Kemapuan mengembangkan suatu kemungkinan berdasarkan dua atau lebih kemungkinan yang ada
c)    Kemampuan mengembangkan suatu proporsi atau dasar proporsi-proporsi yang diketahui
d)    Kemampuan menarik generalisasi dan inferensasi dari berbagai kategori objek yang beragam.
C.    Tahap Perkembangan Bahasa pada Anak
Ada aspek lingustik dasar yang bersifat universal dalam otak manusia yang memungkinkan untuk menguasai bahasa tertentu. Sedangkan menurut kaum empiris  yang dipelopori para penganut aliran behavioristik memandang bahwa kemampuan berbahasa merupakan hasil belajar individu dalam interaksinya dengan lingkungan.
Penguasaan bahasa merupakan hasil dari perkembangannya. Menurut para penganut aliran behavioristik,  penggunaan bahasa merupakan asosiasi yang terbentuk melalui proses pengkondisian klasik (classical conditioning), pengondisian operan (operan conditioning), dan belajar sosial (sosial learning). Secara umum, perkembangan keterampilan berbahasa pada individu menurut Berk (1989)  dapat dibagi ke dalam empat komponen, yaitu:
1.    Fonologi (phonology)
Merupakan salah satu bagian dari tata bahasa yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa pada umumnya. Fonologi mempelajari fungsi dari sistem pembeda bunyi dalam suatu bahasa, mancoba menetapkan aturan-aturan untuk menentukan dan membedakan fonem satu dengan yang lain dan begaimana ia dapat berfunngsi didalam sistematika bahasa, sehingga komunikasi dapat menjadi lebih efektif.
Fonologi berkenaan dengan bagaimana individu memeahami dan menghasilkan bunyi bahasa. Jika kita pernah mengunjungi daerah lain atau Negara lain yang bahasanya tidak kita mengerti boleh jadi kita akan kagum, heran, atau bingung karena bahasa orang asli di sana terdengar begitu cepat dan sepertinya tidak putus-putus antara satu kata dengan kata yang lain.
Sebaliknya, orang asing yang sedang belajar bahasa kita juga sangat mungkin mengalami hambatan karena tidak familier dengan bunyi kata-kata dan pola intonasinya. Bagaimana seseorang memperoleh fasilitas kemampuan memahami bunyi kata dan intonasi merupakan sejarah perkembangan fonologi.
Fonem yaitu unsur terkecil dari bunyi ucapan yang bisa digunakan untuk membedakan arti dari satu kata. Contohnya kata ular dan ulas memiliki arti yang berbeda karena perbedaan pada fonem /er/ dan /es/. Setiap bahasa memiliki jumlah dan jenis fonem yang berbeda-beda. Misalnya bahasa Jepang tidak mengenal fonem /la/ sehingga perkataan yang menggunakan fonem /la/ diganti dengan fonem /ra/.
2.    Semantik (semantic)
Semantik merujuk kepada makna kata atau cara yang mendasari konsep-konsep yang ekspresikan dalam kata-kata atau kombinasi kata. Setelah selesai masa prasekolah, anak-anak memperoleh sejumlah kata-kata baru dalam jumlah yang banyak.
Penelitian intensif tentang perkembangan kosa kata pada anak-anak diibaratkan oleh Berk (1989)  sebagai sejauh mana kekuatan anak untuk memahami ribuan pemetaan kata-kata ke dalam konsep-konsep yang dimiliki sebelumnya meskipun belum tertabelkan dalam dirinya dan kemudian menghubungkannya dengan kesepakatan dalam bahasa masyarakatnya.
3.    Tata bahasa (grammar)
Grammar merujuk kepada penguasaan kosa kata dan memodifikasikan cara-cara yang bermakna. Pengetahuan grammar meliputi dua aspek utama, yaitu:
1.    Sintak (syntax), yaitu aturan-aturan yang mengatur bagaimana kata-kata disusun ke dalam kalimat yang dipahami.
2.    Morfologi (morphology), yaitu aplikasi gramatikal yang meliputi jumlah, tenses, kasus, pribadi, gender, kalimat aktif, kalimat pasif, dan berbagai makna lain dalam bahasa.
4.    Pragmatic (pragmatics)
Agar dapat berkomunikasi dengan berhasil, seseorang harus memahami dan menerapkan cara-cara interaksi dan komunikasi yang dapat diterima oleh masyarakat tertentu, seperti ucapan selamat datang dan selamat tinggal serta cara mengucapkannya. Selain itu, seseorang juga harus memperhatikan tata krama berkomunikasi berdasarkan hirarki umur atau status sosial yang masih dijunjung tinggi dalam suatu masyarakat tertentu.
1.    Masa Bayi
Pada masa ini pengenalan bahasa mengalami kemajuan melalui sejumlah kejadian dalam masa bayi. Celotehan dimulai pada usia 3-6 bulan. Bayi biasanya mengutarakan kata pertama mereka  pada usia 10-13 bulan. Pada usia 18-24 bulan, bayi biasanya telah mulai merangkai dua kata bersama-sama. Dalam tahapan dua-kata ini mereka dengan cepat memahami pentingnya bahasa dalam komunikasi.
2.    Masa Kanak-kanak awal
Menurut Bloom (1998) Seiring anak meninggalkan tahapan dua-kata, mereka bergerak lebih cepat ke dalam kombinasi tiga, empat dan lima kata. Transisi dari kalimat sederhana untuk mengekspresikan proposisi tunggal menjadi kalimat kompleks, dimulai antara umur 2-3 tahundan berlanjut ke tahun-tahun sekolah dasar.
3.    Masa kanak-kanak pertengahan dan akhir
Kemajuan bahasa yang terjadi pada dalam masa kanak-kanak awal, memberikan fondasi bagi perkembangan anak selanjutnya pada usia sekolah dasar. Bersamaan dengan mereka memasuki sekolah, anak-anak mendapat keterampilan-ketermpilan baru yang memungkinkan mereka belajar membaca dan menulis. Hal ini termasuk meningkatnya penggunaan bahasa dengan cara lain, belajar mengenai kata, dan belajar bagaimana mengenal bunyi yang sesuai.
Kesadaran metalinguistik juga meningkat selama bertahun-tahun sekolah dasar. Kesadaran metalinguistik merujuk kepada pengetahuan mengenai bahasa, yang memungkinkan anak-anak untuk berpikir mengenai bahasa mereka, memahami apakah kata itu, dan bahkan mendefinisikannya (Berko Gleason). 
4.    Masa remaja
Perkembangan bahasa selama masa remaja meliputi peningkatan kompleksitas dalam penggunaan kata-kata. Seiring dengan berkembangnya pemikiran abstrak, remaja menjadi jauh lebih baik dibandingkan anak-anak dalam menganalisis fungsi yang dimainkan sebuah kata dalam sebuah kalimat.
D.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa diantaranya adalah sebagai berikut:
1.    Kesehatan
Anak yang sehat cenderung lebih cepat belajar berbicara dibandingkan anak yang kurang sehat atau sering sakit, hal ini disebabkanperkembangan aspek motorik dan aspek mental sebagai pendukung kemampuan berbahasa, anak yang sehat dengan  perkembangan kognitif optimal akan mampu berbicara lebih baik sehingga lebih siap untuk belajar berbicara. 
2.    Kecerdasan
Anak yang memiliki kecerdasan yang tinggi, akan belajar berbicara lebih cepat dan memiliki penguasaan bahasa yang lebih baik dibanding dengan anak yang tingkat kecerdasannya rendah.
3.    Jenis kelamin
Anak perempuan lebih baik dalam belajar bahasa daripada anak laki-laki baik dalam pengucapan kosa kata, dan tingkat keseringan berbahasa.
4.    Keluarga
Semakin banyak jumlah anggota keluarga, maka akan semakin sering anak mendengar dan berbicara.
5.    Keinginan dan dorongan untuk berkomunikasi serta hubungan dengan teman sebaya.
6.    Kepribadian
Kemampuan berbahasa anak yang memiliki kepribdian dan penyesuaian diri yang baik juga akan  lebih baik secara kuantitas maupun secara kualitasdalam berbahasa.
E.    Fungsi Bahasa
Menurut Santoso  bahasa sebagai alat komunikasi dilihat dari dasar dan motif pertumbuhannya memiliki 4 fungsi, yaitu sebagai berikut:
1.    Fungsi informasi
Yaitu untuk menyampaikan informasi timbale-alik antar anggota keluarga ataupun anggota-anggota masyarakat.
2.    Fungsi ekspresi diri
Yaitu bahasa merupakan alat untuk mengekspresikan segala sesuatu yang tersirat di dalm pkiran dan perasaan penuturnya.
3.    Fungsi adaptasi dan integrasi
Yaitu alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial, ketika seseorang berada di suatu tempat yang memiliki perbedaan adat, tatakrama, dan aturan-aturan dari lingkungannya, sehingga bermanfaat dalam menyesuaikan dan membaurkan diri dengan anggota masyarakat. Melalui bahasa seorang anggota masyarakat sedikit demi sedikit belajar adapt istiadat, kebudayaan, pola hidup, perilaku, dan etika masyarakat.
4.     Alat untuk mengadakan kontrol sosial
Yaitu untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain. Bila fungsi ini berlaku dengan baik, maka semua kegiatan social akan berlangsung pula secara baik termasuk untuk mengembangkan kepribadian dan nilai-nilai sosial yang lebih berkualitas.

No comments:

Post a Comment