Wednesday 11 September 2013

berkembang biak

Berkembang Biak
A.    Pengertian
Berkembang biak (bereproduksi) merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Dengan berkembang biak, makhluk hidup dapat menghasilkan keturunan baru dan menjaga kelestarian jenisnya. Populasi yang tidak mampu berkembang biak, maka tidak memiliki keturunan sehingga akan punah. Misalkan pada suatu wilayah terdapat populasi serangga yang terkena radiasi. Serangga yang terkena radiasi menjadi mandul. Akibatnya, perkawinan antara serangga jantan dan betina tidak dapat menghasilkan keturunan.  Akhirnya, populasi serangga di daerah tersebut akan punah. Jadi, serangga tersebut tidak dapat menjaga kelestarian jenisnya karena tidak mampu berkembang biak.

Makhluk hidup dalam berkembang biak ada yang memiliki kemampuan reproduksi rendah dan reproduksi tinggi. Kemampuan ini erat kaitannya dengan kelestarian jenis makhluk hidup tersebut. Semakin tinggi kemampuan makhluk hidup dalam bereproduksi maka semakin tinggi pula kelestariannya.
B.    Perkembangbiakan Tumbuhan
Sebagian besar tumbuhan dapat berkembang biak secara vegetatif maupun secara generatif. Berikut adalah penjelasannya:
1.    Perkembangbiakan Vegetatif Tumbuhan
Perkembangbiakan secara vegetatif adalah perkembangbiakan yang tidak melibatkan alat perkembangbiakan (bunga). Perkembangbiakan vegetatif disebut juga perkembangbiakan aseksual atau tak kawin karena tidak terjadi peleburan sperma dan ovum. Perkembangbiakan vegetatif sering dimanfaatkan untuk mendapatkan bibit unggul karena lebih cepat menghasilkan dan keturunannya memiliki sifat yang sama dengan induknya. Perkembangbiakan vegetatif dapat terjadi secara alami maupun buatan dengan campur tangan manusia.    
a)    Perkembangbiakan vegetatif alami
Perkembangbiakan vegetatif secara alami antara lain terjadi melalui umbi-umbian, rizom, geragih, dan tunas adventif. Umbi adalah bagian tumbuhan yang membesar yang mengandung cadangan makanan. Umbi yang bentuknya berlapis dinamakan umbi lapis. Contoh: bawang merah, bawang putih, bawang daun, bakung. Umbi akar merupakan akar yang menggembung yang berisi cadangan makanan. Contoh: wortel, lobak, singkong. Umbi batang merupakan batang yang menggembung yang berisi cadangan makanan. Contoh: kentang, gembili, gadung, dan talas. Pada jenis umbi-umbian umumnya akan tumbuh tunas jika ditanam tunas kemudian akan tumbuh menjadi pucuk muda.
Rizom (rimpang) adalah batang yang tumbuh di dalam tanah yang berisi cadangan makanan. Pada batang menyerupai akar tersebut akan tumbuh tunas yang akan menjadi individu baru. Contoh: lengkuas, jahe, temulawak, kunyit.
Geragih (stolon) adalah batang yang menjalar baik di atas tanah maupun di bawah tanah yang dapat berfungsi sebagai alat perkembangbiakan. Contoh: macam-macam rumput, pegagan (antanan), arbei, dan stroberi.   
Tunas adalah bagian tubuh makhluk hidup yang tumbuh menjadi individu baru, tunas tumbuh tidak jauh dari induknya sehingga membentuk rumpun. Contoh: pisang, tebu, bambu. Tunas adventif adalah tunas yang tidak tumbuh di tempat biasanya (ujung batang, buku-buku, ketiak daun). Contoh: cocor bebek membentuk tunas pada daun yang tua, kersen, cemara, sukun, dan kesemek.
b)    Perkembangbiakan vegetatif buatan
Perkembangbiakan vegetatif buatan adalah perkembangbiakan yang sengaja dilakukan oleh manusia. Contoh: mencangkok, setek, merunduk, menyambung, kultur jaringan.
2.    Perkembangbiakan Generatif Tumbuhan
Perkembangbiakan generatif disebut juga perkembangbiakan secara kawin atau secara seksual karena terjadi peleburan sel kelamin jantan (sperma) dan sel kelamin wanita (ovum). Alat perkembangbiakan generatif pada tumbuhan biji tertutup adalah bunga. Pembuahan didahului oleh penyerbukan, yaitu menempelnya serbu sari di kepala putik. Pembuahan akan menghasilkan biji. Biji yang jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi individu baru. Penyerbukan tersebut ada kalanya dibantu oleh angin, hewan, air, maupun manusia.
C.    Perkembangbiakan Hewan
1.    Perkembangbiakan Vegetatif Hewan
Perkembangbiakan secara vegetatif pada hewan sangat terbatas pada hewan tertentu, dikarenakan hewan pada umumnya berkembang biak dengan generatif. Adapun cara hewan berkembang biak dengan vegetatif adalah dengan membentuk kuncup, pemutusan tubuh (fragmentasi), dan partenogenesis (Syamsuri, 2007).
Contoh hewan yang berkembang biak dengan membentuk kuncup adalah hydra dan anemon laut. Pada kaki hewan ini tumbuh kuncup. Semakin lama, kuncup itu semakin besar. Kemudian tumbuh tentakel yang mengelilingi mulutnya. Kuncup ini bisa tumbuh sangat banyak sehingga membentuk koloni. Individu yang terbentuk itu bisa melepaskan diri dari induknya dan hidup bebas.
Fragmentasi adalah cara perkembangbiakan dengan pemutusan bagian tubuh. Pemutusan tubuh dilakukan oleh hewan avertebrata, misalnya cacing pipih planaria. Planaria hidup di air tawar yang jernih dan berarus tenang dapat memutuskan tubuhnya menjadi beberapa bagian. Tiap potongan tubuhnya dapat tumbuh menjadi individu baru.
Partenogenesis adalah terbentuknya individu baru dari ovum tanpa melalui pembuahan. Umumnya hewan melakukan partenogenesis pada waktu tertentu atau pada saat banyak makanan di lingkungannya. Contoh: kutu daun, Crustacea, kadal padang padir, dan belalang jambu.
2.    Perkembangbiakan Generatif Hewan
Pembuahan (fertilisasi) dalam proses generatif adalah peleburan antara inti sperma dengan sel telur (ovum). Pembuahan menurut proses bertemu dan meleburnya sperma dan ovum ada yang di luar tubuh dan di dalam tubuh. Contoh hewan yang mengalami pembuahan di luar tubuh adalah ikan dan katak. Hewan betina mengeluarkan ribuan ovum. Hewan jantan mengeluarkan jutaan sperma ke air. Hewan tersebut mengeluarkan sel telur dan sperma dalam jumlah besar untuk mencegah gagalnya pembuahan. Kemungkinan keberhasilan pembuahan di luar adalah kecil karena banyak mengalami gangguan. Misalnya, dimakan hewan air lainnya atau terbawa arus.
Hewan yang mengalami pembuahan di dalam tubuh hewan betina adalah reptilia, burung, dan mamalia. Hewan-hewan jantan mempunyai alat untuk menyalurkan sperma ke tubuh hewan betina, alat tersebut disebut penis. Kemungkinan keberhasilan cukup besar karena pembuahan terjadi di dalam tubuh. Hewan betina tidak mengeluarkan banyak telur. Misalnya, kucing menghasilkan 3-5 telur, kambing 2-4 telur, sapi kerbau dan kuda hanya menghasilkan satu telur.
Cara hewan mengeluarkan anak ada yang secara bertelur (ovipar) misalnya ikan, amfibi, reptilia,dan burung. Ada yang melahirkan anak (vivipar) misalnya kelompok hewan mamalia. Pada beberapa jenis reptilia dan ikan hiu, embrio di dalam telur telah berkembang menjadi individu baru sebelum telur keluar dari tubuhnya. Oleh karena itu, mereka tampak seperti melahirkan. Selama proses perkembangan embrio, anak mendapatkan makanan dari persediaan cadangan makanan, bukan dari induk. Hewan yang demikian dikenal sebagai hewan ovovivipar (Syamsuri, 2007).
Proses pemeliharaan anak pada hewan sangat bervariasi. Misalnya, ikan pada umumnya tidak memelihara telurnya. Perkembangan anak ikan “diserahkan” sepenuhnya pada alam. Akan tetapi ada juga ikan yang melindungi anak-anaknya, misalnya ikan mujair yang memasukkan anak-anaknya ke dalam mulutnya apabila dalam keadaan bahaya.
Pada umumnya, semua hewan vertebrata jenis kelaminnya terpisah sehingga ada hewan jantan dan hewan betina. Pada hewan jantan terdapat testis, yang memproduksi sel-sel sperma. Jumlah sel sperma yang dihasilkan bisa mencapai ratusan juta untuk sekali produksi. Pada hewan betina terdapat sepasang indung telur atau ovarium. Ovarium menghasilkan ovum.
Hewan tingkat rendah (avertebrata) ada yang bersifat hermafrodit, yakni satu individu dapat menghasilkan sel sperma dan ovum. Contohnya cacing tanah dan bekicot. Meskipun hermafrodit, hewan tersebut memerlukan hewan pasangan karena masaknya sel telur dan sperma tidak bersamaan.
D.    Perkembangbiakan Manusia
Proses pembuahan terjadi dalam tubuh manusia. Ovum matang dilepas ovarium dan ditangkap rumbai-rumbai pada corong tuba fallopi. Jika ada sperma masuk, maka ovum dibuahi sperma. Ovum yang sudah dibuahi membentuk zigot, kemudian zigot bergerak menuju rahim. Jika ovum tidak dibuahi sperma, jaringan dalam dinding rahim (endometrium) yang telah menebal dan banyak pembuluh darah akan rusak dan luruh sehingga terjadi menstruasi. Siklus menstruasi ini hanya terjadi pada manusia dan primata. 
Bersamaan dengan terjadinya pematangan ovum, sel-sel dinding rahim tumbuh menebal dan banyak pembuluh darah sehingga pada saat zigot datang dan menempel tidak terjadi gangguan. Pematangan ovum dan penebalan dinding rahim dipengaruhi hormon esterogen dan progesterone. Di dalam rahim embrio berkembang selama 9 bulan untuk menjadi bayi.
Selama dalam rahim, embrio mendapatkan nutrisi dari induknya melalui plasenta. Plasenta ini sebenarnya mempunyai beberapa fungsi yaitu, menyalurkan zat makanan dari induk ke embrio, mengalirkan zat-zat sampah dari embrio ke dalam darah induknya, melindungi janin dari berbagai zat racun atau kuman penyakit.

No comments:

Post a Comment